Tampilkan postingan dengan label self improvement. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label self improvement. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Juli 2011

Tips Belajar Efisien


Tips Belajar EfisenUpaya meningkatkan prestasi belajar diperlukan menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar, mengembangkan jiwa kompentitif yang sehat dan menumbuhkan rasa   percaya   diri   atas   kemampuannya   untuk   memperkaya banyak membaca.
1. Menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar.
Tak kalah pentingnya dan harus Anda ingat dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk   merangsang  dorongan  berprestasi   belajar  adalah   perlu diperhitungkan unsur perasaan. Karena unsur perasaan lebih dominan dan melatarbelakangi segala aktivitas seseorang.
Dengan kata lain produktif atau tidaknya aktivitas seseorang sangat tergantung pada unsur perasaan dalam melaksanakan    aktivitas    tersebut.
Oleh    karena    itu,    Anda    harus memperhitungkan dan memperhatikan unsur perasaan untuk mewujudkan harapan-harapan.  Tentunya  kita  semua mengetahui  bahwa kegembiraan bersifat  menggerakkan.   Segala sesuatu yang dilakukan dengan  gembira (senang   hati),   tentunya   akan   menghasilkan   sesuatu   yang   lebih   baik. Kekecewaan atau unsur tertekan bersifat melembekkan atau melemahkan.
Suatu aktivitas yang dilaksanakan karena ada tekanan atau kekecewaan, tentunya akan menghasilkan sesuatu yang mengecewakan atau ketidakpuasan atau mutu yang rendah. Oleh karena itu, suasana gembira harus senantiasa terpelihara dapat belajar dengan baik dan memunculkan gagasan-gagasan yang brilian. Begitu juga terangsang mengaktualisasikan dirinya sepenuhnya dalam mencapai harapan-harapan kita.
2. Mengembangkan jiwa kompetitif
Untuk memacu dorongan berprestasi yang baik perlu dikembangkan suasana kompetetif yang sehat dan konstruktif diarahkan menjadi dirinya sendiri. Disadarkan dirinya punya potensi yang siap untuk dikembangkan. Kemauan atau hasrat harus dibangkitkan, agar dirinya senantiasa merasa tertantang untuk ingin tahu segala-galanya dan ingin selalu menonjol lebih dari yang lainnya.
Tentunya Anda menyadari orang yang tetap bertahan hidup, memiliki tempat   dan   memegang  peranan   penting  di   tengah-tengah   masyarakat, hanyalah  orang-orang yang memiliki  kecakapan yang brilian  dan  tahu mempergunakan, menempatkan kelebihannya tersebut. Bagi mereka yang tidak dapat mendayagunakan kemampuan secara optimal akan tersisih atau terpinggirkan dan hanya menjadi kelompok marginal. Hidup ini merupakan kompetisi, hanya orang-orang yang mampu memanfaatkan peluang secara optimal yang berhasil mendapatkan tempat utama.
Hal yang perlu Anda ingat, bahwa setiap orang memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk berkembang mengaktualisasikan diri dan yang berhasil adalah yang benar-benar menyadari potensi yang dimilikinya dan mampu mengimplementasikan kemampuannya tersebut pada proses kemajuan dirinya.
Anda jangan terpaku hanya dengan slogan IQ harus jenius baru bisa jadi orang. IQ itu hanya satu persen saja yang mendorong seseorang berhasil dengan baik dan yang 99 persen adalah kemauan dan kerja keras untuk mewujudkan impian dan mengetahui cara yang efektif untuk merealisasikan impian tersebut. Banyak yang memiliki IQ tinggi, namun pada akhirnya mubazir,    karena   tidak   mendapatkan   pengarahan   yang   tepat   untuk mendayagunakan kelebihan kemampuannya tersebut.  Banyak orang yang berhasil  malah  dengan   IQ  pas-pasan,  namun  mendapat bimbingan  dan pengarahan kemampuannya dengan tepat.
Untuk me.nperoleh keunggulan dalam  suasana kompetetif adalah tugas Anda memberi bekal pola berpikir, pola berbuat yang terencana, sistematis dan cara-cara yang efektif. Anda diharapkan mampu mengarahkan perujukan dalam pengembangan bakat-bakat khusus.
3. Mengembangkan rasa percaya diri
Sumber energi yang membangkitkan dorongan berprestasi dari dalam diri adalah rasa percaya diri. Oleh karena itu, sangat perlu ditumbuhkan atau dibangkitkan keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk dapat mempelajari berbuat atau melakukan sesuatu. Keyakinan dalam hati akan membuat diri berusaha keras dan mencari cara untuk mewujudkan keyakinannya itu dengan banyak membaca sehingga wawasan pengetahuannya luas.

FROM :
http://belajarpsikologi.com

Senin, 11 Juli 2011

6 Kekuatan Manusia Yang Tidak Boleh Diremehkan

1 Kekuatan Impian (The Power of Dreams)
Untuk memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupan ini, setiap kita harus memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Setiap kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, kehidupan kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.


2. Kekuatan dari Fokus (The Power of Focus)
Fokus adalah daya (power) untuk melihat sesuatu (termasuk masa depan, impian, sasaran atau hal-hal lain seperti: kekuatan/strengths dan kelemahan/weakness dalam diri, peluang di sekitar kita, dan sebagainya) dengan lebih jelas dan mengambil langkah untuk mencapainya. Seperti sebuah kacamata yang membantu seorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus membantu kita melihat impian, sasaran, dan kekuatan kita dengan lebih jelas, sehingga kita tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya.

3. Kekuatan Disiplin Diri (The Power of Self Discipline)
Pengulangan adalah kekuatan yang dahsyat untuk mencapai keunggulan. Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus-menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang. Kebiasaan kita akan menentukan masa depan kita. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana kita mengalahkan diri kita dan mengendalikannya untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupan ini.

4. Kekuatan Perjuangan (The Power of Survival)
Setiap manusia diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Justru melalui berbagai kesulitan itulah kita dibentuk menjadi ciptaan Tuhan yang tegar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Seringkali kita lupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur atau bahan (ingredient) yang utama dalam mencapai keberhasilan atau kehidupan yang berkelimpahan.

5. Kekuatan Pembelajaran (The Power of Learning)
Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar. Dengan belajar kita dapat menghadapi dan menciptakan perubahan dalam kehidupan kita. Dengan belajar kita dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar adalah proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, kita dapat terus meningkatkan taraf kehidupan kita pada aras yang lebih tinggi.

6. Kekuatan Pikiran (The Power of Mind)
Pikiran adalah anugerah Tuhan yang paling besar dan paling terindah. Dengan memahami cara bekerja dan mengetahui bagaimana cara mendayagunakan kekuatan pikiran, kita dapat menciptakan hal-hal terbaik bagi kehidupan kita. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatif kita meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual kita akan bertumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi. Semua dari kita berhak dan memiliki kekuatan untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan dan memperoleh hal-hal terbaik dalam kehidupannya. Semuanya ini adalah produk dari pilihan sadar kita, berdasarkan keyakinan kita, dan bukan dari produk kondisi keberadaan kita di masa lalu dan saat ini. Sebagaimana dikatakan oleh Jack Canfield dalam bukunya The Power of Focus, bahwa kehidupan tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespons setiap situasi yang terjadi pada kita.
Sumber: kaskus

Kamis, 07 Juli 2011

" Procrastination "


Kebiasaan terus menerus menunda suatu tugas atau pekerjaan yang tidak disuka dan malah mengerjakan tugas atau pekerjaan lain dalam bahasa psikologi disebut procrastination. Orang yang memiliki gejala ini disebut procrastinator. Walaupun kelihatan seperti masalah sepele tetapi akan sangat merugikan apabila seseorang menjadi procrastinator terlalu lama. Ada beberapa ciri yang biasa dimiliki oleh seorang procrastinator. Apakah kita termasuk salah satunya ? 

1. Optimis vs takut

Seorang procrastinator biasanya sangat percaya diri bisa menyelesaikan satu pekerjaan dalam waktu singkat. Misal, kita merasa mampu membuat pembukuan dalam waktu 2 jam. Jadi jika ada waktu 12 jam, 10 jam bisa dipakai untuk bersantai, dong. Padahal, alasan sebenarnya karena malas, takut tidak bisa, atau tidak menyukai pekerjaan ini.

2. Merasa terlalu sibuk

Merasa terlalu sibuk akhirnya membuat seseorang procrastinator jadi tidak mengerjakan tugas yang seharusnya dia kerjakan. Misal, kita merasa tidak bisa membuat pekerjaan karena harus membersihkan kamar sekaligus memasak. Padahal pada akhirnya, tidak satu pun dari tugas itu yang dikerjakan.

3. Keras kepala

Seorang procrastinator merasa kalau dia sama sekali tidak bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu. Ini karena adanya keyakinan, segala sesuatu harus diatur oleh diri sendiri atau harus menunggu mood bagus muncul dengan sendirinya.

4. Selalu menjadi korban

Karena tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik atau mendapatkan nilai jelek, seorang procrastinator merasa dia adalah korban dari keadaan. Sayangnya procrastinator sama sekali tidak sadar jika itu semua akibat dari kesalahannya sendiri.

5. Suka beralih

Saat harus mengerjakan tugas, tiba-tiba kita ingin mendengarkan musik atau menonton TV. Ini salah satu ciri procrastinator yang sering dimiliki seseorang. Karena ingin menghindari tugas yang bikin takut, akhirnya procrastinator memilih untuk melakukan hal lain yang kurang penting.


Kenapa sih?
Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan sifat procrastination:

1. Kepercayaan yang salah (false belief).

Maksudnya adalah kepercayaan yang salah jika kerja lebih baik dan lebih terasa menantang jika kita berada di bawah tekanan atau waktu yang sempit.

2. Takut gagal.

Ketakutan berlebih jika kita bakal gagal mengerjakan tugas itu dan akhirnya lebih memilih menghindar.

3. Perfeksionis.


Yang akhirnya membuat kita merasa tidak perlu mengerjakan satu tugas yang tidak kita sukai.

4. Terburu-buru.

Sifat buru-buru atau biasa disebut impulsif membuat procrastinator cepat sekali beralih melakukan hal lain selain tugas utamanya.

5. Memberontak.


Procrastination bisa muncul sebagai reaksi pemberontakan terhadap orang tua ataupun atasan yang otoriter alias suka mengatur kehidupan/pekerjaan kita. Procrastinator memberontak dengan cara tidak ingin diatur dalam kehidupan/pekerjaan 


Lelah karena terus menerus harus melakukan sesuatu yang tidak kamu suka?
JIKA". Jika kamu tidak suka untuk melakukan itu dan berpikir tidak ada untungnya buatmu, tidak usah repot-repot melakukannya . Tetapi, jika kamu benar-benar harus melakukan, karena situasi yang memaksamu untuk melakukan itu, berikut ini adalah tips untuk membuatnya sedikit menyenangkan

1. Lakukan untuk orang yang kamu cintai

Pikirkan saja seseorang yang kamu cintai (menyedihkan jika kamu tidak punya ) dan lakukan itu demi kebahagiaannya. Contoh: Kamu tidak suka menyanyi lagu boyband karena itu membuat telingamu sakit tetapi pacarmu sangat menyukainya (poor boy ). Maka, kamu menyanyikan lagu cinta dari sebuah boyband di hari ulang tahunnya. Meskipun kamu tidak menyukainya tetapi kamu tetap melakukannya untuk membuat ia senang. That's it.

2. Lakukan di waktu produktifmu

Misalnya, waktu produktifmu adalah jam 8 pagi sampai jam 12 siang dan jam 6 sore sampai jam 9 malam . Maka, lakukanlah di waktu-waktu tersebut. Setelah waktu produktifmu lewat, beristirahatlah atau lakukan hal yang lain.


3. Lakukan dengan cara yang lain

Kamu tidak harus melakukannya dengan cara yang umum. Kamu dapat melakukannya dengan caramu sendiri . Buatlah itu semenyenangkan mungkin. Jika kamu, contohnya, senang mengerjakan pekerjaan rumahmu di kafe atau mall, kamu dapat melakukannya. Hanya saja jangan biarkan hal-hal lain mengalihkan perhatianmu.

4. Beri hadiah pada dirimu sendiri

Tentukan hadiahmu sendiri. Sebagai contoh, "jika aku dapat mengerjakan PR ku dalam satu hari, aku dapat bermain game komputer seharian besok!!" . Kamu akan lebih termotivasi untuk mencapai tujuanmu.

5. Pikirkan konsekuensi jika kamu menyerah / tidak melakukannya


Jika kamu harus melakukan sesuatu yang tidak kamu suka demi mencapai tujuan lainmu, kamu harus melakukannya tak peduli kamu suka atau tidak. Jika kamu menyerah, maka bisa jadi perjalananmu akan terhambat. Hancurkan tembok di depanmu, jangan biarkan itu menghalangi jalanmu!

6. Bagikan perasaan dan keadaanmu kepada orang yang bisa memotivasimu

Memiliki seseorang disampingmu yang bisa memotivasi adalah sesuatu yang baik . Jangan ragu-ragu untuk berbagi dan meminta bantuan jika seseorang bisa menolongmu. Itu seperti energi ekstra dalam perjalananmu. 

semoga artikel ini bisa memotivasi kita untuk tidak menunda-nunda pekerjaan lagi,,
from  :

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9219213

Rabu, 27 April 2011

winners and loosers


Pemenang membuat komitmen; Pecundang membuat janji.
A Winner makes commitments; A Loser makes promises.
Anonim

Pemenang selalu mempunyai pemecahan; pecundang selalu mempunyai alasan.
The winner always has a program; The loser always has an excuse.
Anonim


Pemenang melihat kemungkinan; Pecundang melihat masalah.
Winners see possibilities; Losers see problems.
Anonim


Pemenang mengatakan, "Mungkin akan sulit tetapi itu mungkin"; Pecundang mengatakan, "Itu memang mungkin tetapi terlalu sulit."
The winner says, "It may be difficult but it is possible"; The loser say, "It may be possible but it is too difficult."
Anonim


Pemenang memilih apa yang ia katakan; pecundang mengatakan apa yang ia pilih.
Winners choose what they say; Losers say what they choose.
Anonim


Pemenang membuat sesuatu terjadi; Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.
Winners make it happen; Losers let it happen.
Anonim


Pemenang melihat peningkatan; Pecundang melihat penderitaan.
Winners see the gain; Losers see pain.
Anonim


Pemenang mempunyai mimpi; Pecundang mempunyai rencana.
Winners have dreams; Losers have schemes.

Rabu, 20 April 2011

SELF IMPROVEMENT

Creating Effective and Efficient Relationships

Relationships of all kinds are often perceived as very delicate things, that require extra effort to maintain. However, a relationship can also be something that can provide security and can also be long lasting despite many trials.

Building an effective and lasting relationships is a necessity for several reasons. For example in a group or organization, the well being of the people depends on how efficient and effective that group or organization works.

The group or organization is also dependent on how the members work well with the management.

An ineffective group or organization can really be very frustrating.  An effective group or organization can also ask so much on their members, that sometimes the members would be having no life outside the walls of the area where they work or sacrifice the other aspects of their life just to meet deadlines. For an organization or group with this kind of scenario, relationships can be stressed or suffer from breakdown.

People or other entities who depend on these groups or organization also suffer.

Society is defined as a web of relationships, which requires all parties to work and contribute their share in order to achieve  a common goal. Having a relationship that is good, where cooperation and respect are manifested, can make society work better. In this way each member works for the good of the whole and towards achieving a common goal. This can only be attained with effective and efficient relationships.

Understanding the other parties' feeling and position creates an effective and efficient relationship. The easiest method to understand what is important to another party is to ask them what they want and listen to what they have to say. When the other party realizes this, they would feel the importance given to them

Effective and efficient relationships require parties to openly express their feelings and positions on all matters pertinent on the relationship. Assuming that the other party understands our needs and give us when we need it without asking for it is not a good practice.

Respect is the key to relationship. In order to create a more effective relationship, parties should treat each other with respect.  We can show respect just by listening to the other party and by trying sincerely to understand how they function. You can also show respect to other parties by confirming that they are doing everything they can.

The opposite of respect is quick forming of judgements based on unfounded facts and prejudice.

Respect is the very foundation for a great relationship. This also means respecting yourself and respecting others.

Another key area in forming an effective relationship is to tackle differences of the other party directly. Differences between parties or people are quite interesting. For example in a conversation where each party listens to the other party, you may observe that each is having two different perspectives.

Work towards a win-win solution for both parties.

This can be done when at least one party acknowledges that the relationship is important. That party would then exert more time, effort and energy to understand the other party's needs and deal with it to get it out of the way. Should they fail, it is comforting for that party to know that they tried.

Effectively listening and no pre-judging. This is important if parties are to understand each other.

Informal discussions are conducive for parties. They bring out issues and concerns comfortably. They also feel more relaxed making them think more clearly.

Developing an atmosphere where the other party can express their feelings when they need to.

When parties fail to express whatever is on their mind or their feelings, it can get in the way of building an effective relationship.

Parties should be aware that certain things exist naturally but should be controlled in any dealings in any relationship.  Human nature is one. Some of these things found in a relationship also include a history of stereotyping or mistrust, blaming the other person or party for a strained relationship, excluding the other party's feelings when focusing on a task, no clear and defined objectives, roles and expectations of each party in a relationship is also unclear.

Relationships are important to anyone, addressing issues and problems right away is a must to further improve the relationship. As they say 'No man is an Island'.